Tuhan Mengajariku Di Hari Ini

Tuhan Mengajariku Di Hari Ini 05:33
Saya tidak pernah berniat riya insyaAllah, pamer, ataupun menyebut-nyebut sebuah kebaikan yg pernah saya lakukan, saya hanya sekedar ingin berbagi kisah tentang apa yg pernah saya alami dalam kehidupan sekaligus pelajaran bagi saya pribadi.
Pertama kali saya melihat sosok seorang tua itu ketika saya dalam perjalanan menuju ke tempat kerja saya yg menempuh jarak ± 30. menit dengan menggunakan sepeda motor, sosok tua berbaju lusuh dan kumal berjalan kaki dengan rambut yg telah memutih seluruhnya, menenteng sebatang daun bawang di dalam kantong kresek putih transparant di tangan kanannya, di tengah kesibukan kota jakarta yg mulai menggeliat. Sempat saya bercakap dengan teman kerja saya di dalam perjalanan itu mengenai sosok tua tersebut, yah... saya iba dan sedikit penasaran, 
"untuk apa sebatang daun bawang?,jika ia barusaja dari pasar atau warung, mengapa hanya daun bawang yg di belinya? tidak punya uang kah? atau apa?",pikir saya waktu itu sambil lalu.
   Beberapa hari setelah itu, ada sosok seorang tua, yg lebih tua dari ayah saya datang ke tempat kerja saya, dengan nada dan harapan besar meminta belas kasih, karena memang hal seperti itu sering terjadi di tempat kerja saya, yah.. dengan datar dan seperti yg sudah-sudah, saya pun memberinya sedikit uang, karena sosoknya yg renyah bercerita, saya juga sempat mendengarkan sedikit cerita yg di perdengarkannya kepada saya sebelum sosok tua itu kemudian pergi.
Selang sehari berlalu, sosok tua itu kembali, dengan nominal yg sama dan kejadian yg hampir sama percis seperti sebelumnya membuat saya sedikit merasakan de javu. Kejadian yg sama berulang hingga beberapa kali, dan tepat di hari ini pelajaran berharga itu saya dapatkan,
sosok tua itu sedikit lebih lama singgah dari biasanya, sebelumnya ia pun meminta ijin untuk sejenak menumpang beristirahat, saya pun mempersilahkannya dengan bersikap seramah mungkin kepadanya, setelah saya memberikan nominal yg lagi-lagi sama, namun beliau malah duduk di lantai tepat di samping kursi dimana saya sedang duduk, terang saja hal itu membuat saya merasa sangat-sangat tidak enak, karena di benak saya beliau tetap saja seorang yg lebih tua yg harus saya hormati, tidak perduli status sosial yg berlaku di mata manusia, toh kita semua adalah sama, ciptaan Tuhan, tempat atau lingkungan dimana kita terlahir ,tumbuh, dibesarkan, dan menjalani kehidupan di dunia ini hanyalah sebatas wadah, atau kelas yg telah Tuhan persiapkan khusus untuk kita, mendidik dan memelihara jiwa kita. Saya lantas dengan spontan mempersilahkannya untuk duduk di kursi , namun beliau menolak, meski saya bersikeras membujuk agar beliau mau duduk di kursi.
"Tidak apa-apa dik, saya di lantai saja", kata sesosok tua itu.
"Di kursi saja pak, jangan di lantai, itu kotor, tidak apa-apa kok", tukas saya. hmmm,namun  apa boleh buat, beliau tidak mau juga, saya hanya bisa menatap dalam-dalam wajahnya dengan senyum.
Lalu beliau bercerita dan bertanya sedikit tentang keluarga kepada saya, yah.. saya menjawab sebisa saya,
dan yang membuat saya sedikit trenyuh dan berhenti sejenak dari segala macam pikiran tentang kekhawatiran dunia yg diam-diam merasuki benak saya adalah ketika beliau mendo'akan saya..,
kata-katanya terdengar jelas sekali di telinga saya, beliau  mendo'akan saya untuk sebuah kebaikan, do'a tulus seorang tua untuk untuk seorang anak yg sama sekali tak di kenalnya, sama sekali tak memiliki hubungan darah, saya meng-aminkan do'a itu dengan perasaan haru yg membuat dada saya sesak dan gemetar. saya tatap lekat-lekat matanya ketika beliau mendo'akan saya, dengan menahan sekuat mungkin agar bulir bening tak terjatuh dari mata saya.
Setelah beliau pergi dari tempat saya, jujur saya menangis ,saya terharu, dan saya teringat akan dua sosok tua di kejauhan sana, dua sosok tua yg selama ini menjadi tangan dan perantara Tuhan untuk memelihara saya selama ini, yg terkadang saya terlupa untuk menyebutnya dalam percakapan-percakapan saya dengan Tuhan.
Dan saya teringat sekarang, bahwa sosok tua yg baru saja mendo'akan saya untuk sebuah kebaikan adalah sosok tua yg waktu itu saya lihat di tengah perjalanan saya menuju tempat kerja saya ini, yah.. saya tidak salah, beliau adalah orang itu.
Di dunia ini tidak ada yg namanya kebetulan, saya yakin bahwa peristiwa di hari ini pun adalah skenario indah dari Tuhan sebagai pembelajaran hidup untuk saya. Sesosok tua yg diutus untuk menemui saya dan saya yg sedang diajarkan oleh Tuhan untuk melihat kehidupan lebih jauh :) , berbagi ,dan senantiasa menjadikan diri sebagai perantara (Tuhan)  kebaikan terhadap sesama, meski masih dalam skala-skala kecil yg mampu saya perbuat untuk hari ini :).






Share this Article

Related Posts

Previous
Next Post »

Arahkan Kursor dibawah ini untuk memberikan komentar.
No HyperLink dan Komentar Hit&Run akan diacuhkan . Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan benar EmoticonEmoticon